Bagaimana yah bisa pintar, dengan gaya malas-malasan belajar? Anda malas? Ah, jujur sajalah. Saya juga malas kok. Untuk itu kita harus mensiasati diri kita bisa tetap produktif dalam kemalasan.
Pertama, pahami dulu karakter pemalas.
Saat menghadapi tugas, dia sibukkan diri dengan beragam distraksi. Misalnya, bersiap menyelesaikan soal-soal matematika ataupun laporan, duduk manis di depan meja belajar, dekat komputer, eh dia chatting dengan pacarnya lewat ym (pembenaran: kangen tak terlampiaskan bikin susah berpikir). Sungguh kreatif.
Dia malas memikirkan yang rumit-rumit. Karena itu dia habiskan waktunya untuk mencari solusi paling sederhana dari suatu masalah. Selain enggan menghadapi langsung masalah itu di detik pertama (pembenaran: kan sedang cari solusi), dia jadi berpikir kreatif. Hasilnya, masalah rumit dipecahkan dengan solusi paling sederhana. Jenius!
Dia juga suka melempar tanggung jawab. Sebisa mungkin dia hindari tugasnya. Lebih baik orang lain yang mengerjakan (pembenaran: delegasi). Karena itu pemalas biasanya seorang pemimpin. Jago mendelegasikan tugas sih.
Selain itu, dia gampang bosan. Lebih menyukai tugas-tugas menantang.
Dan dia jelas pecinta last-minute-actions. Tugas dibengkalai sampai deadline mengimpit. Setelah itu panik. Adrenalin mengalir deras. Barulah dia bisa berkonsentrasi menghadapi tugasnya. Oh ya, pemalas memang adrenaline junkie!
Lantas, bagaimana caranya agar tetap produktif di tengah kemalasan?
- Buat jadwal kerja, balik prioritasnya. Taruh tugas paling penting di urutan terbawah, dan tugas kurang penting di posisi teratas. Atur mindset bahwa tugas-tugas di sebelah atas itu sangat penting (kalau perlu, bayangkan kepala ditodong Colt Anaconda: selesaikan, atau dor! Squel film Swordfish). Yang ada? Kita beralih ke tugas-tugas di urutan terbawah. Kan malas.
- Ciptakan skenario agar distraksi sulit dicapai. Misalnya, taruh remote TV di atap rumah tetangga. Ingin nonton TV di saat harusnya mengerjakan laporan? Sok atuh! Panjat saja atap tetangga. Malas kan? Nah, selesaikan laporan saja kalau begitu.
- Delegasikan tugas-tugas yang bisa didelegasikan. Mendapat tugas berat padahal sedang malas? Bukan salah Anda, tanya sama pak dosen kok tugasnya berat amat sih, hehe. Rayu dong dosen anda supaya memberikan tugas yang lebih menyenangkan.
- Penulis kadang mengalami writer’s block, mandeg menulis karena ide tak kunjung muncul. Ah, itu teori busuk. Aslinya malas, writer’s block jadi pembenaran. Padahal jutaan ide beterbangan di sekitar kepala kita. Setiap saat. Tinggal ditangkap saja! Ketika malas menangkap ide untuk menulis sesuatu yang penting, tangkap saja ide lain. Yang lebih menyenangkan.
Saat menghadapi tugas, dia sibukkan diri dengan beragam distraksi. Misalnya, bersiap menyelesaikan soal-soal matematika ataupun laporan, duduk manis di depan meja belajar, dekat komputer, eh dia chatting dengan pacarnya lewat ym (pembenaran: kangen tak terlampiaskan bikin susah berpikir). Sungguh kreatif.
Dia malas memikirkan yang rumit-rumit. Karena itu dia habiskan waktunya untuk mencari solusi paling sederhana dari suatu masalah. Selain enggan menghadapi langsung masalah itu di detik pertama (pembenaran: kan sedang cari solusi), dia jadi berpikir kreatif. Hasilnya, masalah rumit dipecahkan dengan solusi paling sederhana. Jenius!
Dia juga suka melempar tanggung jawab. Sebisa mungkin dia hindari tugasnya. Lebih baik orang lain yang mengerjakan (pembenaran: delegasi). Karena itu pemalas biasanya seorang pemimpin. Jago mendelegasikan tugas sih.
Selain itu, dia gampang bosan. Lebih menyukai tugas-tugas menantang.
Dan dia jelas pecinta last-minute-actions. Tugas dibengkalai sampai deadline mengimpit. Setelah itu panik. Adrenalin mengalir deras. Barulah dia bisa berkonsentrasi menghadapi tugasnya. Oh ya, pemalas memang adrenaline junkie!
Lantas, bagaimana caranya agar tetap produktif di tengah kemalasan?
- Buat jadwal kerja, balik prioritasnya. Taruh tugas paling penting di urutan terbawah, dan tugas kurang penting di posisi teratas. Atur mindset bahwa tugas-tugas di sebelah atas itu sangat penting (kalau perlu, bayangkan kepala ditodong Colt Anaconda: selesaikan, atau dor! Squel film Swordfish). Yang ada? Kita beralih ke tugas-tugas di urutan terbawah. Kan malas.
- Ciptakan skenario agar distraksi sulit dicapai. Misalnya, taruh remote TV di atap rumah tetangga. Ingin nonton TV di saat harusnya mengerjakan laporan? Sok atuh! Panjat saja atap tetangga. Malas kan? Nah, selesaikan laporan saja kalau begitu.
- Delegasikan tugas-tugas yang bisa didelegasikan. Mendapat tugas berat padahal sedang malas? Bukan salah Anda, tanya sama pak dosen kok tugasnya berat amat sih, hehe. Rayu dong dosen anda supaya memberikan tugas yang lebih menyenangkan.
- Penulis kadang mengalami writer’s block, mandeg menulis karena ide tak kunjung muncul. Ah, itu teori busuk. Aslinya malas, writer’s block jadi pembenaran. Padahal jutaan ide beterbangan di sekitar kepala kita. Setiap saat. Tinggal ditangkap saja! Ketika malas menangkap ide untuk menulis sesuatu yang penting, tangkap saja ide lain. Yang lebih menyenangkan.
Categories: